"anak, apa pintamu?
untuk juadah kelak? "
si anak jawab 'seperti biasanya.'
"pisang goreng dan air soya?
akan kuasahakan
jika tiada salah satu akan kuganti yang lain "
dialog kecil antara Si lama dan baru kenal dunia
ayah merai anak berpuasa
rutin si ayah tahu akan Isnin Khamis sunat puasa
anak itu senyum gembira
Usia itu masih belum kenal erti payah
atau anak itu sendiri belum upaya memikir matang
cuma tahu meminta
bertanya sahaja mengapa tak dipenuhi semua pintanya
Sepi yang menolong menjawab
dengan mengerti kenal budi
Cendol tapai
dibawa ke tempat itu
anak itu menelan dengan paksa
kerna dilihat si penjual sepertinya India
disua kepada yang lain untuk memakan
ayah bertanya hairan mengapa tak dihabisi
anak menggeleng perlahan
tapai oh tapai
cendol dicampur tapai pulut
manisnya tak tahan...
dicampur juga sedikit ketulan air batu
mungkin sedap bagi yang meminati
di simpang Johor Lama
duduk di bawah sebuah pondok kecil
pulang diadu si ibu di rumah
senyum menjawab tak memuas rasa
satu ketika ibu bercerita
sudah sakit menjalar dalam urat si ayah
"pak cik cendol itu sudah pergi rupanya
patut tak kelihatan beberapa lamanya"
sesekali ayah menyampuk bercerita...
"sedap hasil buatan tangannya.."
biarlah perginya seorang India...
jawab anak memberi pendapat
"eh, siapa India?" jawab si ibu merasa pelik
si Pak cik menjual cendol itu..
"mukanya seperti India
tapi, dia Melayu Muslim sebenarnya..."
Ha????
Andai tahu...
pasti dulu
habis berapa mangkuk untuk cendol itu
walau tadinya kata manisnya macam apa
tapi
patut pelik jua dilihat si ayah menambah berapa mangkuk suapannya...
sahabat si ayah sejak di estet dahulu
kisah si anak tak mahu bertanya
dia bertanya dia menjawab sendiri
------ @------@------@------
Pak cik berbaju seragam biru duduk menjalani tugasnya
ayahmu kerjanya apa?
sebak yang membuat lagak tingkah
tidak semena-mena
tidak pernah ditanya
sejak dulu, kali ini yang pertama
wahai rasa hati
berpada-padalah
merah muka menahan rasa
tapi kudiam tak lama
hanya kujawab ayah sudah tiada
senyum di akhir jawab
memilukan si penanya
ibumu bekerja di mana?
soalnya cepat menutup rasa silap
oh, bukan silap
cuma mencari makna di mana bekalku selama ini
hanya di rumah menjawab sepi
siapa sara belajarmu?
apa yang telah diberi
jawapan pendek
keluhan dalam lahir di wajahnya
Tuhan itu masih sayang
bantuannya atas rasa kasihan
tapi semua itu membuat aku rasa berdosa
-----@-----@-----@----
Mulia diri merendah hati
Di hadapan anak-anak muda
Matanya tajam
Tapi lembut yang dihantar
Dia bukan marah
tapi tegas
Air wajahnya membuat aku rindu
Pada hari-hari lalu
Cerita pengalamannya
Aku pendengar setia
Sekali-sekala tersenyum akan lontar katanya
Membawa apa yang benar
Bukan mengagung pada biasanya
Tetapi siapa yang betul-betul faham dan mengamalnya
Satu detik
kelewatan biasanya
membawa aku ke hadapan
geranganmu siapa
pekerjaan ayahmu
aku terkedu
apa yang dibuat ayah di sana
sepertinya keluar dari akal waras
kujawab ayah telah pergi
dia membetulkan jawabku...
dengan bahasa yang lebih sopan
aku tersengih malu
tunduk dan berdoa terus lancar bibirnya
untuk kesejahteraan ayah di sana
semua mengamin doa
Hujansakinah: terima kasih atas perkongsian penulisannya
No comments:
Post a Comment
berbicara di sini..